Pole Dance

pole danceSeharian ini di rumah gugling dan yutubling aja kerjaannya. Mumpung hari minggu yak, dipuaspuasin streaming. Puaspuasin mokel, eh. Dan yang dicari cuman satu, yakni POLE DANCE.

Wot is poldens?

Pole dance is a form of performance art, traditionally associated with strip clubs, which combines dance and acrobatics centered around a vertical pole. —Wikipedia

Untung aja gue cewek, kalo gue cowok kemungkinan udah batal tuh puasanya karena liat yang seksiseksi 😀

Garagara liat comebacknya After School – First Love yang tariannya pake tiang, kok seru ya langsung deh gugling. Nemu tutorialtutorial yang bermanfaat buat belajar sampe buat batalin puasa. Sip wes pokoknya. Boleh dicoba 😀 Lanjutkan membaca “Pole Dance”

Anugerah

<< Sebelumnya

“Tidakkah terlalu siang kita kesini?”, tanyaku melihat suasana di sekeliling sepi. Hamparan permadani yang tak ada warna lain selain hijau kekuningan ditimpa matahari. Ku kira musim bunga bermekaran dimulai minggu ini, ternyata tidak.

Kau sejenak melihat sekitar kemudian menggelar tikar, merebahkan tubuh disana. “Uh, capeknya”. Kau mulai menggeliat manja layaknya kucing ingin disentuh.

Kami harus melewati perjalanan yang panjang untuk menuju tempat ini. Sebuah taman yang tak seindah taman kota memang, tapi tempat ini sangat cocok untuk kami berdua. Tempat untuk melarikan diri. Melarikan diri dari kehidupan normal membosankan yang kami jalani.

Aku tersenyum mendekat, meletakkan keranjang bekal dan mulai membuka tutup-tutupnya.

“Mana dulu yang ingin kau makan?”, tawarku. Lanjutkan membaca “Anugerah”

Marhaban

Dalam Bahasa Arab, dan juga dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata Marhaban diartikan sebagai tanda seru untuk menyambut dan menghormati tamu yang datang, dan juga berarti “selamat datang”. Kata Marhaban juga mengandung arti yang sama dengan kata Ahlan Wasahlan yang juga berarti “selamat datang”. #Sumber

ramadhan

 

MARHABAN YA RAMADHAN

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

#RamadhanWish :

  • Tahan amarah pas ga dapet pinjeman forklift
  • Tahan dendam pas kayu palet ga jadijadi
  • Bisa sabar pas harus pulang malem karena container belum keisi
  • Tahan iler untuk ga beli cilot jam sembilan pagi di pabrik

Amin Amin Yaa Robbal Aaalamiiin *hope*

Hari Ini, Mungkin ..

<< Sebelumnya

Hari ini, mungkin kau akan datang.

Jam menunjukkan pukul sembilan. Mataku tertuju pada televisi yang berganti-ganti channel karena tombol remotenya ku tekan-lepas bergantian tak lebih dari dua detik. Adegan bahagia, berubah haru, kemudian kesal, akhirnya marah, kembali lagi berdansa, kemudian mati berdarah-darah. Mencari pelampiasan pikiran untuk menjauhkanmu dari otakku.

“Mengapa kau mencintaiku?”, tanyamu di sela-sela pertunjukan jazz gunung di Bromo.

Aku memutar kedua bola mataku, “Entahlah”.

“Kenapa harus menjawab ‘entahlah’?”.

“Karena tidak ada alasan. Aku mencintaimu tanpa rencana”.

Kau memasukkan tangan kananku ke dalam saku jaket dan menggenggamnya erat.

“Tapi kenapa harus aku? Kenapa kau memilih pria yang sudah berkeluarga sepertiku?”.

Dari genggaman itu, aku tahu bahwa engkau gelisah. Gelisah dengan jawabanku, gelisah dengan pertanyaanmu.

Ku tatap wajahnya yang berwarna jingga terkena pantulan nyala obor.

“Apa kau pikir aku bisa memilih? Lalu bagaimana denganmu, mengapa kau mencintaiku? Sedangkan empat bulan lagi aku akan segera menikah. Bahkan keluargamu dengan setia menunggu di rumah”.

Kau mengangkat pundak tanda tak tahu.

“Itulah cinta. Ia datang pada waktu yang tak pernah kita sadari. Dan kita tidak bisa memilih dengan siapa kita jatuh hati”.

Kau diam mengangguk tanda setuju.

“Lalu?”, tanyamu.

“Lalu apa?”, aku berbalik tanya.

“Lalu bagaimana kelanjutan hubungan ini?”. Lanjutkan membaca “Hari Ini, Mungkin ..”

Hanya Untukmu

#Intermezzo

Dani terkejut bukan kepalang, melihat isi dari sebuah kotak berwarna biru gelap. Ia mendengus kesal.

“Mengapa berwarna hijau?”.

Hani tersenyum, “Karena aku ingin menjadi warna yang tak kau sukai, menjadi seorang yang kau benci”.

Dani menoleh, “Mengapa kau melakukan itu?”, tanyanya heran.

“Agar kau mudah melupakanku”, Hani tertawa ringan.

Dani membalik-balikkan satu kotak sapu tangan itu. Memandang heran bercampur ketidaksukaan.

“Bukankah jika memberikan kain berupa baju ataupun sapu tangan kepada kekasih, maka hubungan cinta sepasang kekasih itu akan berakhir?”, mata Dani memandang lekat setiap gerakan Hani.

“Apakah kau percaya mitos itu?”, Hani balik bertanya.

Dani melihat langit-langit apartemen, menerawang sesuatu yang tak bisa ditangkap oleh indera penglihatan, kemudian mengguman, “Tidak juga”.

“Percaya ataupun tidak percaya, toh akhirnya nanti hubungan kita pasti akan berakhir juga”, Hani tersenyum kecut, menelan ludah dengan terpaksa, mencoba tak memikirkan masa depan. Masa depan yang ia sendiri bahkan Tuhan pun tak tahu bagaimana akhirnya.

“Mengapa kau berkata seperti itu?”, Dani kesal, ia mulai marah.

Hani berdiri dari tempat duduknya. Berjalan ke arah kursi yang Dani tempati, memeluknya dari belakang. Hani merendahkan tubuhnya, menempelkan dagunya pada bahu Dani yang jenjang.

“Aku sengaja memberikan sapu tangan itu, agar kau bisa menggunakannya sebagai masker. Jika kehilangan satu, kau bisa menggunakan yang lainnya. Tidak peduli tertinggal di rumah ataupun terjatuh di jalan, simpanlah sapu tangan ini di laci meja kerjamu”.

Hani berjalan memutari kursi dan duduk di pangkuan Dani. Tangannya dikaitkan di leher Dani. Dani melingkarkan tangannya di pinggang Hani. Kini mata mereka saling bertautan, dibatasi oleh sebuah kacamata dan rasa cinta yang terpendam.

“Agar kau menjaga kesehatanmu. Dari debu, angin malam, dan udara kotor”.

#DAN

“Dan. Aku sengaja memberikannya karena ..”, Hani berhenti berbicara ketika Dani mengecup bibirnya dengan lembut, “.. karena aku ingin menjadi bagian dari setiap hembusan nafasmu”.

Hani balik mengecup bibir Dani. Mata Dani berkacakaca di balik kacamata minusnya.

“Dimanapun engkau berada. Dengan siapapun engkau bersama. Di setiap saat kau hembuskan nafas, disanalah aku ada, disanalah aku bahagia, disanalah aku tercipta. Untukmu .. Hanya untukmu”.

Mata Dani terpejam, bibirnya menyunggingkan senyum ketika Hani mengecup keningnya hangat. “Selamat ulang tahun, sayang”.

 #03072013 #DAN