30 DAYS JOURNAL OF AWI SEASON 3
#30DJ3DAY30 #30DJ #30DJ3
Aku menyadari sesuatu saat kutanyakan padamu,
“Kamu mau main ke lapangan belakang rumah?”
“Katanya Ibu tidak boleh.”
.. bahwa aku terlalu banyak mengatakan ‘tidak’ padamu. Tersadar bahwa aku terlalu tinggi membuat tembok pembatas untukmu hingga kamu kesulitan mencari teman, mencari pengalaman.
“Boleh kok.”
Sumringah di wajahmu melebihi terik sinar matahari pada jam sepuluh. Kemudian kamu bergegas memakai sandal dan menyiapkan salam sapa terbaikmu untuk bertemu teman baru.
“Tapi Zafran harus ingat pesan Ibu.”
“Apa, Bu?”
“Tidak boleh main di sungai, tidak boleh main di jalan raya.”
“Aku sudah tahu.”
“Tidak boleh pegang-pegang celana dalam orang lain dan orang lain tidak boleh pegang-pegang celana dalammu. Langsung lari kalau ketemu orang seperti itu.”
“Iya, Ibu sayangku cantik.”
Aku memelukmu erat dan kau mendekap hangat.
“Jika tidak ada yang mau bermain denganmu, tidak perlu kecewa. Pulang saja.”
Selesai ucapku disertai anggukkanmu.
Mengantarkanmu pergi bermain seperti mengantarmu pergi ke medan perang. Bukan karena aku tak suka engkau berkawan, namun lebih kepada aku khawatir bagaimana bila nantinya kau terluka. Dan hari ini di detik ke empat puluh satu pada jam dua menit tujuh, aku harus melepasmu.
Inilah saatnya kamu menjelajah, melihat dunia tak hanya dari isi kepala. Mendengar banyak kata, melihat banyak sifat, mempelajari bagaimana menjadi manusia.
Kau akan mendapat pengabaian dari yang paling kau pedulikan, kau akan mendapati lutut dan siku dipenuhi garis-garis bersinggungan, dan kau akan mengetahui tentang domba-domba yang bersifat serigala kegirangan.
Apapun yang terjadi pada hari hujanmu, rumah kita yang pintunya terbuka paling lebar untukmu. Pulanglah, Ibu selalu menerima.
Seumpama dapat kukatakan siapa diriku, aku ingin menjadi pembatas buku pada halaman-halaman kehidupanmu. Sebagai pengingat pada halaman favoritmu, menjadi kenangan pada halaman patah hatimu, serta menjadi yang senantiasa menasihatimu jika kau membutuhkan sesuatu. Aku akan (ingin) hadir disana.
Aku tak dapat menjelaskan bagaimana tugasku sebagai orang tua untukmu, aku juga tak mampu mengungkapkan harapan-harapan apa untukmu di masa depan. Aku bahkan tak pernah tahu apakah aku masih membersamaimu di 50 tahun mendatang.
Setidaknya aku sudah menulis hal-hal bermakna dalam tiga puluh hari terakhir ini yang mungkin saja di suatu saat nanti dapat kau baca kembali sebagai ‘Kumpulan Nasihat Ibu’ tentang #30DAYSJOURNAL yang diselenggarakan oleh @awi_official