Ketika Itu

Ketika itu, di suatu malam. Aku tersadar bahwa,

Tak ada yg lebih membahagiakan dari seorang ibu, yang terjaga di tengah malam hanya untuk meredakan tangis bayinya, mengganti popok basah, hingga sejenak melihatnya tertidur dalam pelukan ketika menyusu.

Bahwa tak ada yang lain yang ia butuhkan selain ibunya. Ibu yang bangun di setiap malam di setiap hari dalam kehidupannya. Hanya dekapan ibu yang mampu menyembuhkan air mata di setiap mimpi buruknya.

Dan dalam setiap dekapku, mengalir sebuah doa yang tak pernah berujung. Menyelipkan namamu diantaranya. Mendaratkan seberkas kecupan untuk mengantarmu dalam lelap. Dada yang naik turun itu, yang membuatku bertahan dalam menghadapi kerasnya dunia.

Ibuku pasti melakukan hal seperti ini padaku ketika itu, di suatu malam-malam yang lalu. Pasti juga ibumu. Di suatu malam-malammu.

Walau tak pernah terucap, setiap dekapnya adalah janji. Janji bahwa ia kan slalu ada untukmu.

image

Tidurlah yang nyenyak sayang. Tak usah pedulikan dunia yang mulai membencimu. Karena ada ibu.

Ibu.

Selalu.

Ada.

Untukmu.

Zafran

Suatu hari nanti ia akan berlari padaku dan dengan antusiasnya ia bertanya,

“Bunda, mengapa namaku Zafran?”.

Dan aku mendudukkannya di pangkuanku, mengusap rambut hitamnya yang lebat.

Karena ketika itu Zafran lahir tepat di bulan yang tengah terdapat tiga peristiwa penting dalam sejarah kehidupan.

1. Pilpres
2. Piala dunia
3. Ramadhan

Zafran dalam bahasa arab berarti KEMENANGAN. Pilpres, piala dunia, dan ramadhan mempunyai satu tujuan yakni MERAIH KEMENANGAN.

Itu sebabnya Yanda dan Bunda memberi nama Zafran padamu. Semoga Zafran bisa meraih kemenangan di dunia dan di akhirat.

Bola matanya berputar tanda tak mengerti ucapku tadi. Ditatapnya kedua mataku tajam,

“Kemenangan yang seperti apa, Bunda?”.

Seperti pilpres. Berani. Ikhlas. Jujur. Siap kalah, bertanggung jawab bila menang.
Seperti piala dunia. Kompak. Bersatu padu. Walau tak pernah diunggulkan, namun usaha meraihnya harus tetap ada.
Seperti ramadhan. Bersabar dalam segala hal. Berkorban demi menuju puncak kemenangan.

Lalu ia tersenyum seraya mengecup pipiku hangat.

“Terimakasih Bunda, karena namaku Zafran”.

image

Altara Zafran Putra Erlangga.

Al: (Arab) Alief: Pertama
Tara: (Sansekerta) Bintang
Zafran: (Arab) Kemenangan
Putra: (Sansekerta) Anak laki-laki
Erlangga: (Sansekerta) Raja; Nama keluarga

Anak laki-laki pertama dari keluarga Erlangga laksana bintang kemenangan.

09 Juli 2014 | 18.30 WIB | 3,31 kg | 53 cm

Perihal Anak

ANAKMU mengenalkan siapa DIRIMU.

1. Jika anakmu BERBOHONG, itu karena engkau MENGHUKUMNYA TERLALU BERAT.
2. Jika anakmu TIDAK PERCAYA DIRI, itu karena engkau TIDAK MEMBERINYA SEMANGAT.
3. Jika anakmu KURANG BERBICARA, itu karena engkau KURANG MENGAJAKNYA BERBICARA.
4. Jika anakmu MENCURI, itu karena engkau TIDAK MENGAJARINYA MEMBERI.
5. Jika anakmu PENGECUT, itu karena engkau SELALU MEMBELANYA.
6. Jika anakmu TIDAK MENGHARGAI ORANG LAIN, itu karena engkau BERBICARA TERLALU KERAS PADANYA.
7. Jika anakmu MARAH, itu karena engkau KURANG MEMUJINYA.
8. Jika anakmu SUKA BERBICARA PEDAS, itu karena engkau TIDAK BERBAGI DENGANNYA.
9. Jika anakmu SUKA MENGASARI ORANG LAIN, itu karena engkau SUKA MELAKUKAN KEKERASAN TERHADAPNYA.
10. Jika anakmu LEMAH, itu karena engkau SELALU MENGANCAMNYA.
11. Jika anakmu CEMBURU, itu karena engkau MENELANTARKANNYA.
12. Jika anakmu MENGGANGGUMU, itu karena engkau KURANG MENCIUM DAN MEMELUKNYA.
13. Jika anakmu TIDAK MEMATUHIMU, itu karena engkau TERLALU MENUNTUT BANYAK PADANYA.
14. Jika anakmu TERTUTUP, itu karena engkau TERLALU SIBUK.

Sumber: Family Guide

Bahwasanya semua ini berlaku untuk semesta. Bukankah setiap manusia adalah seorang anak?

Anakmu adalah dirimu. Perlakuan anakmu mencerminkan siapa dirimu. Perlakuan orang lain terhadapmu merupakan cerminan dari perbuatanmu padanya.

Be wise. Be nice 🙂

Selamat Ulang Tahun

Ribuan detik ku habisi
Jalanan lengang ku tentang
Oh, gelapnya, tiada yang buka
Adakah dunia mengerti?

Miliaran panah jarak kita
Tak jua tumbuh sayapku
Satu-satunya cara yang ada
Gelombang tuk ku bicara

Tahanlah, wahai Waktu
Ada “Selamat ulang tahun”
Yang harus tiba tepat waktunya
Untuk dia yang terjaga
Menantiku

Tengah malamnya lewat sudah
Tiada kejutan tersisa
Aku terlunta, tanpa sarana
Saluran tuk ku bicara

Jangan berjalan, Waktu
Ada “Selamat ulang tahun”
Yang harus tiba tepat waktunya

Mundurlah, wahai Waktu
Ada “Selamat ulang tahun”
Yang tertahan tuk ku ucapkan
Yang harusnya tiba tepat waktunya
Dan rasa cinta yang slalu membara
Untuk dia yang terjaga
Menantiku

image

#Dee #Rectoverso

Aku Harap Kamu Dengar Ini

Soundcloud Dara Prayoga

Udah berapa tetes air mata karena dia yang akhirnya aku usap buat kamu?
Udah berapa senyum yang hilang, yang akhirnya aku berusaha munculkan lagi?
Kamu mungkin ga pernah sadar apa yang aku lakuin ini selalu aja tentang kamu.
Semoga kamu bukan ga mau tau.

Aku ga terlalu ngerti apa yang sebenernya aku lakuin.
Aku selalu resah ngelakuin hal untuk kamu.
Bukan untuk soal balasannya.
Tapi aku gelisah ngelakuin ini semua karna cinta.
Atau terpaksa.

Kemudian aku bercermin.
Mata aku ga nunjukin sedikitpun keterpaksaan
Aku bertahan buat kamu.

Entah ini tulus atau bodoh.
Aku ga tau  benar tentang cinta.
Namun yang aku tau cinta memang berkorban sampe segininya.
Pengorbanannya tak pernah terbatas.

Sayangnya.
Beberapa cinta berakhir ga berbalas.

Tapi.
Apa cinta yang hebat harus bertahan sampe sekarat?

Kamu selalu senyum ke aku.
Tapi bukan tersenyum bersamaku.
Apalagi karena aku.

Ketika kamu bahagia yang ada cuma dia.
Jangan salahin, aku ngedoain kamu sedih terus.
Karena cuma ketika kamu sedih.
Aku, kamu anggap ada.