Masih

image

Aroma kopi dan rokok disela peluk dan cumbu. Wewangian di ujung telinga melintasi ingatan. Dan sepasang mata di balik lensa.

Ada kamu yang dulu.

Terselip diantara rusuk dan punggung. Tertindih oleh waktu dan rindu. Terbentang jauh dengan jarak dan kepemilikan.

Kamu yang dulu dengan rasa yang sama hingga sekarang.

#DAN

Pindah

Pindah. Harus. Mau tak mau. Harus mau. Pindah.

Terima kasih atas semua waktumu, wahai istanaku. Telah mengizinkanku mencoreti dindingmu, berbaring menatap biru langit di atapmu, bersembunyi agar tak mengaji di salah satu kamarmu, menyimpan ariari di dalam tanahmu, bertengkar memecahkan piring di lantaimu, dan menemani menatap gerimis di jendelamu.

Dua puluh lima tahun aku, kamu, dan segala kenangan tentang kita. Terima kasih, rumah. Karena telah menyediakan bahu untukku.

Darimu, aku mengerti arti kata “pulang”, “tinggal” dan “menetap”.

Selamat tinggal rumah. Semoga kau temukan kebahagiaan bersama penghuni baru. Kami menyayangimu. Selalu. Untuk selamanya.

image

.. suatu saat nanti izinkan aku untuk kembali pulang, tinggal, dan menetap disini. Memelukmu lagi.