Kamu tahu bahwa rumah kita kecil, tidak ada tempat untuk menyimpan barang-barang. Kita bahkan tidak punya lemari pajangan.
Aku memberi kamu sebuah kardus dan kita memainkan permainan: memisahkan mainan mana yang disuka mana yang tidak. Mainan yang tidak kamu suka, akan diletakkan dalam kardus itu hingga penuh. Yang diinginkan tetap berada di kotak mainan.
Pada suatu hari bapak pemulung berhenti di depan rumah, aku meminta kamu untuk menyerahkan kardus mainan bekas itu. Dengan tergopoh-gopoh kamu menyerahkannya, aku di balik jendela melihat kalian berbincang cukup lama. Sekembalinya dari sana, kamu bercerita tentang ucapan terima kasih dari beliau.
: untuk apa bapak itu bilang terima kasih, aku kan ga ngasih uang. Emang mainan rusak bisa dijual?
Sayangku, setiap pemberian yang dilandasi keikhlasan tak perlu kata terima kasih. Dan setiap ucapan terima kasih tak melulu soal uang, barang yang kamu anggap rusak sekalipun masih berharga di mata orang lain.
Di tempat yang jauh, anak-anak pemulung bahagia dengan mainan yang kauberi. Mainan yang kau sangka tak berarti lagi, mempunyai manfaat lebih banyak daripada disimpan di rumah ini.
Sejak saat itu kamu mampu menghargai setiap pemberian setiap kepunyaan, dan sudah lama tidak lagi meminta mainan. Aku bahkan yang akhirnya menawari, diiringi gelengan kepalamu sembari menjawab: mainanku masih banyak.
#30haribercerita
#30hbc21 #30hbc2115