Anak Pungut

Ia hanya seorang anak pungut. Tanpa nama dan tanpa materi. Ibuku yang mengambilnya dari semak-semak berlumpur. Ibuku yang memandikannya, memakaikannya baju, hingga memberinya nama.

Lalu apa yang dilakukannya sekarang? Menjadi anak nakal yang suka mencuri. Mencuri mangga, sendal, bahkan uang tabungan yang akan ku belikan sepatu baru untuk menggantikan sepatu usangku.

Ibu tak hentihenti membelanya. Katanya ia masih kecil, katanya ia masih belajar, katanya ia tak tau apaapa.

Aku jadi semakin membencinya karena ia telah mengambil Ibuku, kehidupanku.

Hari minggu di dini hari yang sepi, ku gendong ia dalam lelap tidurnya. Kemudian ku hadiahkan sesosok anak kecil nakal ini kepada ratu pantai selatan lewat sungai beraliran deras di samping kompleks. Ia menghilang ditelan arus.

Seminggu ini Ibu tak henti-henti menangis. Melepas kepergiannya, melepas kekayaannya. Dalam isak tangis Ibu bercerita, bahwa ia akan menukarkanku.

Bukan FiksiMini

Mati

Apa yang terjadi setelah mati?

Tak ada narasumber yang bisa ditanya, dikorek informasinya, tentang bagaimana dirinya setelah mati. Apakah ia masih bisa berada di dunia melihat keluarganya bersedih? Melihat kerabatnya bahagia? Atau seseorang yang diam-diam menangisi kematiannya?

Apa yang terjadi setelah mati?

Kitab suci menggambarkan deretan hukuman yang dialami setelah mati atas apa yang ia kerjakan selama ini di dunia. Apakah hanya itu? Menikmati siksa detik demi detik hingga tiba saat dipanggil kembali seluruh umat untuk berkumpul di sebuah padang dan ditanyai pertanggung jawabannya selama di dunia. Apakah hanya itu?

Apa yang terjadi setelah mati?

Apakah bisa bercakap-cakap dengan sesama hantu? Atau ada kehidupan yang sama seperti disini namun ada di dunia antah berantah. Apakah bisa bertegur sapa dengan yang berada di dunia?

Apa yang terjadi setelah mati?

Apakah kau akan mengingatku?

Menjadi mati adalah menjadi hilang dan terlupakan.

–*
Haruskah kuucap selamat tinggal sekarang?

Long Weekend

13118992_10206208409719094_6334474676549698919_nDay 1. Probolinggo.

Sempat salah kostum karena prediksi saya meleset. Saya kira mau langsung ke Bromo ya eh sama suami dimampirin ke pantai Bentar. Gerah juga walaupun cuma pakai t-shirt dan jaket tipis. Well .. fenomena ubur-ubur yang ada di Paiton sampe juga ke pantai Bentar ini, banyak ubur-ubur masuk kolam perahu bebek. Entah menyengat atau tidak jelasnya saya ga naik perahu bebek karena panas banget-nget. Cuma naik kereta api sekali putar sama main ayunan. Mengenang masa kecil yang bahagia 😀 Lanjutkan membaca “Long Weekend”