Lengang di Telinga, Pengang di Kepala

Sayup-sayup angin memiuh dedaunan, mencipta kersik pada hatiku yang berisik. Gangsir mengerat tanah-tanah mencari rumah sedangkan aku punya satu tetapi tak pernah ada yang menetap.

#suratdesember

Lengang di telinga, pengang di kepala. Aksara bersengkarut di belantara kata-kata. Kucoba temukan satu yang bisa menggambarkan kita, tetapi hampa. Entah aku melupa atau memang kau yang tiada.

Sebenarnya kita ini apa?

Satu tanggapan untuk “Lengang di Telinga, Pengang di Kepala

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.