[Rearrange] Pangeran Rupawan

Sang putri terduduk di pojok sebuah ruangan kecil di puncak menara kastil. Rambutnya terurai panjang melambai-lambat ditiup angin malam. Sesekali memandangi indah bulan purnama dengan awan berarak ke selatan. Ia menanti bintang jatuh lagi. Bintang jatuh yang ke sepuluh.

Terdengar deru langkah kaki kuda mendekat. Sang putri menegoknya melalui jendela. Ia memandang ke bawah, sebuah kuda putih dengan seorang pangeran berbaju besi.

Pangeran turun dari kuda dan mematahkan gembok dengan pedang besinya. Tergesa-gesa menaiki anak tangga menuju puncak menara. Berharap menemukan sang putri dan pulang dengan sekantung penuh uang pemberian raja. Atau jika pangeran beruntung, bisa saja ia menjadi pendamping hidup sang putri dan mewarisi kerajaan. Bahagia untuk selama-lamanya.

Sang putri menanti dengan was-was. Berharap dibalik pintu ia menemukan seorang pangeran tampan impiannya. Ini pangeran yang kesepuluh yang berusaha menyelamatkan sang putri. Kesembilan pangeran lainnya, yang tak berwajah rupawan, disimpan sang putri di dalam kamarnya untuk ia makan setiap malam.

Begitu pintu dibuka, sang putri terkejut. Ia terkejut karena melihat sang pangeran begitu tampan dan rupawan.

Sang pangeran rupawan lebih terkejut lagi. Ia menemukan sang putri yang diselamatkannya ternyata buruk rupa, kudisan dengan kutil di seluruh tubuhnya karena jarang mandi.

Pangeran menutup lagi pintunya. Membiarkan sang putri tetap terkunci di dalam untuk selamanya.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.